Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2015

Pengertian Bilangan Bulat

Masih ingatkah Anda dengan bilangan cacah? Bilangan cacah sudah Anda pelajari pada saat duduk di bangku sekolah dasar. Coba Anda ingat kembali materi tersebut! Adapun bilangan cacah yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 ... dan seterusnya. Untuk menggambarkannya ke dalam sebuah garis bilangan, dapat digunakan analogi ketika Anda berdiri di atas lantai berpetak dan tiap petak kita anggap sebagai sebuah titik. Di mana Anda berdiri salah satu petak dan petak tersebut namakan titik 0 (nol). Maka garis bilangannya akan tampak seperti gambar di bawah ini. Pada petak di depannya kita beri angka 1, 2, 3, 4, ....dan seterusnya, jika Anda maju 2 langkah ke depan, berati Anda berdiri dipetak dengan angka +2. Selanjutnya, jika dari +2 Anda kemudian kamu mundur 1 langkah ke belakang, kamu berdiri di angka +1. Nah yang jadi permasalahan adalah jika Anda mundur lagi 2 langkah ke belakang lagi. Berdiri di petak dengan angka berapakah Anda sekarang? Sekarang perhatikan bahwa posisi 2 langka

Penerapan Bilangan Bulat Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Banyak sekali penerapan bilangan bulat dalam kehidupan sehari misalnya pada disiplin ilmu fisika, bidang kedokteran, pendidikan maupun bidang ekonomi. Pada postingan ini kita hanya membahas penerapan bilangan bulat pada termometer , pada saat ujian penerimaan mahasiswa baru dan kedalaman suatu permukaan di bumi. Penerapan pada Termometer Pernahkah Anda memperhatikan termometer ? Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu zat. Pada pengukuran menggunakan termometer, untuk menyatakan suhu di bawah 0° C digunakan tanda negatif. Selama bulan Januari suhu tertinggi di kota Berlin, Jerman 2° C di atas titik beku (0° C) dan suhu terendah 3° C di bawah titik beku. Bilangan apakah yang digunakan untuk kondisi cuaca seperti di kota Berlin? Cukupkah bilangan asli atau bilangan cacah untuk menyatakan kondisi suhu tersebut? Perhatikanlah uraian berikut ini. Untuk suhu 2° C di atas titik beku (0° C) biasa ditulis +2° C atau 2° C, sedangkan untuk suhu 3° C di baw

Operasi Penjumlahan pada Bilangan Bulat

Untuk menjumlahkan bilangan bulat ada dua cara yang bisa Anda gunakan yakni penjumlahan bilangan bulat dengan alat bantu yakni dengan garis bilangan dan penjumlahan bilangan bulat tanpa alat bantu. Penjumlahan dengan alat bantu Dalam menghitung hasil penjumlahan dua bilangan bulat, dapat digunakan dengan menggunakan garis bilangan. Bilangan yang dijumlahkan digambarkan dengan anak panah dengan arah sesuai dengan bilangan tersebut. Apabila bilangan positif, anak panah menunjuk ke arah kanan. Sebaliknya, apabila bilangan negatif, anak panah menunjuk ke arah kiri. Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang cara menjumlahkan bilangan bulat, silahkan simak contoh soal di bawah ini. Contoh Soal Hitunglah hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan garis bilangan 1. 6 + (–8) = . . .? 2. (–3) + (–4) = . . . .? Penyelesaian: 1. Perhatikan gambar garis bilangan di bawah ini. Untuk menghitung 6 + (–8), perhatikan

Operasi Pengurangan pada Bilangan Bulat

Untuk menjumlahkan bilangan bulat dapat dilakukan dengan alat bantu yakni dengan garis bilangan. Bagaimana dengan pengurangan pada bilangan bulat? Sama seperti pada penjumlahan pada bilangan bulat , pengurangan pada bilangan bulat juga bisa menggunakan alat bantu berupa garis bilangan. Oke sekarang silahkan simak penjelasaannya di bawah ini. Kita ketahui bahwa pengurangan dinyatakan sebagai penjumlahan dengan lawan bilangan pengurang. Konsep ini sudah Anda pelajari pada waktu Anda duduk di bangku sekolah dasar. Coba ingat-ingat kembali konsep tersebut. Oke untuk mengingat kembali konsep tersebut, silahkan bandingkan hasil penjumlahan 4 + (–3) dan pengurangan 4 – 3. Dengan menggunakan bantuan garis bilangan maka untuk menjumlahkan 4 + (–3) dapat dilakukan dengan langkah-langkahnya berikut ini. => Gambarlah anak panah dari angka 0 sejauh 4 satuan ke kanan sampai pada angka 4. => Gambarlah anak panah tadi dari angka 4 sejauh 3 satuan ke kiri sampai angka 1. =>

Operasi Perkalian pada Bilangan Bulat

Kita ketahui bahwa perkalian merupakan operasi penjumlahan berulang dengan bilangan yang sama. Agar lebih memahami maksud pernyataan tersebut silahkan perhatikan contoh berikut. 3 × 2 = 2 + 2 + 2 = 6 2 × 3 = 3 + 3 = 6 Meskipun hasil akhirnya sama, perkalian 3 × 2 dan 2 × 3 memiliki arti yang berbeda, di mana 3 × 2 artinya tiga kali duanya, sedangkan 2 × 3 artinya dua kali tiganya. Secara umum, pernyataan tersebut dapat dituliskan bahwa “Jika n adalah sebarang bilangan bulat positif maka: n × a = a + a + a . . . + a, di mana n merupakan banyaknya suku a” Penerapan dalam kehidupan sehari-hari tentang konsep perkalian yakni pada saat kita berobat ke klinik, puskesmas atau rumah sakit. Misalnya dokter menulis 3 x 1 pada kotak sirup, itu artinya supaya pasien meminum sirup tersebut satu sendok takar sesuai anjuran dokter dalam sehari sebanyak tiga kali (pagi, siang, dan malam sesudah makan). Akan berbeda maksudnya jika ditulis 1 x 3, itu berati pasien meminum obat ters

Sifat-Sifat Perkalian Pada Bilangan Bulat

Perkalian merupakan  operasi penjumlahan  berulang dengan bilangan yang sama. Misalnya 3 × 2 = 2 + 2 + 2 dan 2 × 3 = 3 + 3. Meskipun hasil akhirnya sama, perkalian 3 × 2 dan 2 × 3 memiliki arti yang berbeda, di mana 3 × 2 artinya tiga kali duanya, sedangkan 2 × 3 artinya dua kali tiganya. Penjelasan di atas merupakan definisi perkalian pada  bilangan bulat  yang sudah dibahas pada postingan  sebelumnya . Sedangkan, pada postingan kali ini, Mafia Online akan membahas mengenai sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat. Ada enam sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat yang akan dibahas pada psotingan ini yakni sifat tertutup, sifat komutatif, sifat asosiatif, sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, dan memiliki elemen identitas. A.Sifat Tertutup Salah satu  sifat operasi penjumlahan bilangan bulat  yakni bersifat tertutup, begitu juga pada perkalian bilangan bulat juga bersifat tertutup. Sifat tertutup maksudn

Operasi Pembagian pada Bilangan Bulat

Untuk memahami operasi pembagian pada bilangan bulat,   Anda harus paham dengan konsep operasi perkalian pada bilangan bulat karena pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian. Untuk lebih mudah memahami pernyataan bahwa operasi kebalikan dari perkalian, silahkan perhatikan uraian berikut. (a) 5 × 6 = 6 + 6 + 6 + 6 + 6 = 30 Di lain pihak, 30 : 5 = 6 atau dapat ditulis 5 × 6 = 30 <=> 30 : 5 = 6. (b) 6 × 5 = 5 + 5 + 5 + 5 + 5 + 5 = 30 Di lain pihak, 30 : 6 = 5, sehingga dapat ditulis 6 × 5 = 30 <=> 30 : 6 = 5. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa oprasi pembagian merupakan operasi kebalikan (invers) dari perkalian. Secara umum dapat ditulis bahwa “Jika p, q, dan r bilangan bulat, dengan q faktor p, dan q ≠ 0 maka berlaku p : q = r < => p = q × r”. Bagaimana operasi pembagian pada bilangan bulat? Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa untuk memahami operasi pembagian bilangan bulat, Anda harus paham dengan op